Welcome To www.muchtarardhiansyah.blogspot.com, Terima Kasih Telah Berkunjung, Jangan Lupa Untuk Tinggalkan Komentar, Follow Twitter, Dan Like Facebook.|Dan Maaf Atas Gangguan Iklannya|

Search Here

Sunday, February 24, 2013

0 Kumpulan Puisi 3

Date: Sunday, February 24, 2013 6:20 PM
Category:
Author: Seputar Dunia
Share:
Responds: 0 Comment
Sambutlah Tanganku

Andai kau menangis, aku ingin hapus air matamu
Andai kau tertawa, aku ingin ikut tersenyum
Andai kau sendiri, aku ingin menemanimu

Lihat, cakrawala di atas sana..
Lihat awan putih yang berarak arak
Kalau kalau di atas kita lewat sepasang merpati
Yang mengepakkan sayap pada kita untuk ikut
terbang bersamanya...

Wahai sayang...

Mengapa kau menangis, mengapa kau berduka..?
Ataukah kau iri terhadap mereka?
Mari, nyalakan api keberanianmu
Sambutlah tanganku....
Kita gapai awan awan putih di atas
Kita janji disana seumur semati
Agar mereka juga iri melihat kebahagiaan kita berdua.


 
  
Pesan Buat Kekasih
 
Bila nanti kau benci aku
Kenanglah segala kekerasanmu
Yang pernah kau ucapkan
Tapi jangan kau kenang aku
Aku tak mungkin dihatimu
Meski nostalgia bersamamu selalu terbayang
 
Kini, siapakah yang salah..?
Kekerasan kita?
Atau sifat kita yang bertentangan?
Tapi jangan kau titikkan air matamu
Karena, hati kita sama terluka
 
Bila kau nikmati kemarau ini
Yang abadi setiap tahun
Kau akan mengerti segalanya
Bahwa cintaku tak pernah punah....


 
Sanjak Biru

Matamu masih saja seperti dulu,
dari sebuah arti yang lama sudah mati.
Mengenyam bersama kerinduanku
Mengetuk hati yang pernah luka

Aku disini, saat ini, dan aku sendiri di dini hari
Mentari belum menyingkap fajar
Ketika hari sudah menyingsing aku
Tanganku telah terluka dan jiwaku merana

Aku yang sendiri,menelan butir sunyi
Bergumpal kerinduan lewat
bayang bayang dan namamu

Kau wanita jalang,
seribu kutuk kulempar padamu
Tak usah kembali padaku jua
Karena hati telah mati.



 
Gerimis malam

Gerimis yang turun malam ini
Itukah air mataku?
Kusunyian yang mencekam malam ini
Itukah harapanku menanti suatu kerinduan?
Kerinduan pada sebuah wajah yang pernah membawaku berloncat loncatan di atas sebuah kebahagiaan...

Namun hari-hari kini  terasa mati...dan kaku..
Yang terasa begitu sendu pada malam ini

Malam semakin larut,
semakin jauh melangkah
Membawa angan-anganku melewati seribu lorong-lorong gelap
Ah.. pelupuk mata semakin berat, namun sunyi tetap ada.

Diam-diam aku berguman,
Aku mencoba bertanya pada sunyi
Dimanakah cintaku?
Dimanakah hari hariku yang pernah kulalui bersama dia?

Tapi sunyi tetap membisu
Mencekam perasaan hati yang semakin sarat dengan bayang bayangnya
Sunyi tetap ada.....

Kembalilah kekasih...
Kembalilah kau kepadaku
Seperti dulu...
Karena aku sangat membutuhkanmu

Selamat malam kekasih
Selamat tidur
Semoga pada mimpi kau dapatkan keluhanku...


 

MalamYang Sarat akan Bayangmu
 
Inginku mendekapmu, digegapnya kerinduanku
Tetapi, sapa dan rinduku terbentang oleh aral aral
Yang berbaur.... menjelma dan bersatu
 
Masih adakah tembang cinta dan kemurnian seperti katamu
Kukunya yang runcing dan beracun, telah tergores dalam di kulitku
Dan rangkaiannya yang panjang di seceria citra hidupku
 
Duhai kasih pelita rinduku, inginku membisu, menbisu..
Dan mengenyahkan kau di malam yang sarat bayangmu
 
Tapi bayangmu yang ayu, yang sendu, yang lugu
Selalu mengejarku, merayuku, mencumbuhku
Dan , bila rinduku telah sampai dapat menjengukku
Akan kubingkai kau di ilusi rindu
Dan kutaburi kau dengan mawar asmara



 
 
Disebuah Lorong Sempit Kota Jakarta
 
Suara jangkrik tiada lagi berpacu dengan tembang malam
Dan kodok tak juga muncul, menanti hujan renyai
Disini memang terasa sepi, namun meriah dengan pesta pora
oleh sekelompok anak-anak muda yang terbenam dalam larut alkohol dan
berpacu mimpi lewat ganja
 
Rinduku makin mencekam, oleh damainya tanah berbukit
Disini alam menyapa ramah, seraya mengusap hati yang resah
 
Disini, di lorong sempit kota jakarta, ada tangan - tangan jahil
Mulai menggamit, merentangkan jalan penuh nista
Namun semuanya telah kupahatkan, bahwa perjalanan ini
Harus melangkah di atas jalurnya


  
Lagu Telah Usai
 
Secanting tawa terkumpul,menggelimang pada tiang tiang pilar.
Suka yang dulu begitu ramah, kini terasa lugu dalam lamun
Kata rayu tak lagi himbau aku, tanya sapa tak lagi padaku
 
Bayu tak lagi celoteh padaku, mereka geram dengan bayang harapku
Mereka seakan berkata
"Mengapa mukamu begitu terpaku pada tempat yang berlumpur lumut?. Mengapa aku ringan langkah tuk mencapai pada noda nurjana?"
 
Kemarin aku punya segudang tawa, dan punya setumpuk suka untuknya
Namun itu telah terkayuh ombak dan tak tahu dimana labuhnya.
Kini hatiku sepi tak berpenghuni,
Sepi dan mati...
 


 
 
Sajak kecil dihari ulang tahunmu 1
 
Ketika kerikil itu berderak menyentuh ujung ujung kakiku
Di atas perjalanan yang tidak berujung, sementara dahaga merejam bagai sembilu
Mencabik cabik di hati yang kerontang, Kau datang jua... keteduhan..
 
Datang menepis debu debu, menyapu keringat, meremas belulanga
Membasahi kerongkongan, memelukjantungku
Kau datang juga, di saat pelita pelita mati kehabisan minyak,
untuk menyalahkan obor di hatiku
 
Sahabat...Hanya inilah yang dapat aku berikan,
sebuah sajak biru, sebagai hadiah kecil di hari Ulang Tahun mu
 
 
 
 Sajak kecil dihari ulang tahunmu 2
 
Purnama malam bagai tergantung di langit
Sinar bulan memerah...., terang di celah celah daun menghijau
Air di lembah mengalir lemah...
Menyusuri sepanjang tebing tebing cinta yang mati
 
Dua bangau putih bertenger di satu pohon
Di antara ranting ranting kecil,
bunga bunga yang memerah
dan daun daun segar yang hijau
 
Bangau yang satu begitu angkuh
Yang lain tertunduk murung
Seperti menyimpan duka yang dalam
Dan yang paling dalam dari luka dihatinya...
 
Keduanya diam...
Dan memang semuanya diam..
Kaku dan membisu...
 
Maafkanlah aku yang tidak dapat hadir pada hari ulang tahunmu
Dari aku, masih tetap dengan cinta yang dulu
 
10 January ...
 
 

 
  
Bila

Bila awan mendung
Pikirkanlah olehmu hari yang cerah
Bila kau sendirian
Pikirkanlah olehmu seorang sahabat disampingmu
Bila kau berduka
Pikirkanlah olehmu hari esok yang penuh ceriah
Bila kau bersusah
Pikirkanlah olehmu akhir dari penderitaan itu
Bila kau bersuka dan berbahagia
Pikirkanlah olehmu orang-orang di bawahmu
Bila kau tergila gila dengan seseorang
Pikirkanlah olehmu bahwa masih banyak kekasih  yang sedang menantimu.
Bila kau miskin
Pikirkanlah olehmu bahwa kekayaanmu tidak ternilai
Bila kau kaya
Pikirkanlah dari mana kekayaanmu....




Woman was created from the rib of man,
not from his head to be above him,
nor his feet, to be walked upon,
But from his side, to be equal,
near his arm, to be protected
and close to his heart to be loved...
 

Wanita adalah ciptaan dari tulang rusuk laki laki
Bukan dari kepalanya, agar menguasai laki-laki
Juga bukan dari kakinya, agar berjalan di atas wanita
Tetapi dari sisinya, agar sejajar,
dekat dengan tangannya, agar dilindungi
Dan dekat dengan hatinya, agar selalu dicintai.

 
 

 

Ketika Luka Berbunga
 
Pada mimpi dibebatuan kita tersungkur
Menghitung luka dan sakit hati dari cerita yang usai atas dunia
dan segala kisah cintanya
 
Lihatlah, malam menari tak lagi lembut
Bayu mengembang tanpa arah
dimana hidup adalah tragedi menjengkelkan
yang sempat kita rasai dan kita hanya berdoa
tengadah di bawah hati paling resah
 
Kita telah berdiri pada jalan yang sama, dimana duka berbunga
dan meletup pada hati yang sakit
Kita telah berpijak diantara musim penuh duri
Kita telah patah tapi tidak menyerah atau putus asa
 
Di sini kita bertemu pada biduk, penuh tanya dan kabut
Pada cermin yang melekat,
aku melihat bayangmu begitu dekat
Kusandarkan hatiku yang mungkin galau karenamu
Aku malu, cemas, dan aku rindu padamu.

Artikel Terkait :



Post a Comment