Sambutlah Tanganku
Andai kau menangis, aku ingin hapus air matamu
Andai kau tertawa, aku ingin ikut tersenyum
Andai kau sendiri, aku ingin menemanimu
Lihat, cakrawala di atas sana..
Lihat awan putih yang berarak arak
Kalau kalau di atas kita lewat sepasang merpati
Yang mengepakkan sayap pada kita untuk ikut
terbang bersamanya...
Wahai sayang...
Mengapa kau menangis, mengapa kau berduka..?
Ataukah kau iri terhadap mereka?
Mari, nyalakan api keberanianmu
Sambutlah tanganku....
Kita gapai awan awan putih di atas
Kita janji disana seumur semati
Agar mereka juga iri melihat kebahagiaan kita berdua.
Pesan Buat Kekasih
Bila nanti kau benci aku
Kenanglah segala kekerasanmu
Yang pernah kau ucapkan
Tapi jangan kau kenang aku
Aku tak mungkin dihatimu
Meski nostalgia bersamamu selalu terbayang
Kini, siapakah yang salah..?
Kekerasan kita?
Atau sifat kita yang bertentangan?
Tapi jangan kau titikkan air matamu
Karena, hati kita sama terluka
Bila kau nikmati kemarau ini
Yang abadi setiap tahun
Kau akan mengerti segalanya
Bahwa cintaku tak pernah punah....
Sanjak Biru
Matamu
masih saja seperti dulu,
dari
sebuah arti yang lama sudah mati.
Mengenyam bersama kerinduanku
Mengetuk hati yang pernah luka
Aku
disini, saat ini, dan aku sendiri di dini hari
Mentari belum menyingkap fajar
Ketika hari sudah menyingsing aku
Tanganku telah terluka dan jiwaku merana
Aku
yang sendiri,menelan butir sunyi
Bergumpal kerinduan lewat
bayang bayang dan namamu
Kau
wanita jalang,
seribu kutuk kulempar padamu
Tak
usah kembali padaku jua
Karena hati telah mati.
Gerimis malam
Gerimis yang turun
malam ini
Itukah air mataku?
Kusunyian yang
mencekam malam ini
Itukah harapanku
menanti suatu kerinduan?
Kerinduan pada sebuah
wajah yang pernah membawaku berloncat loncatan di atas sebuah kebahagiaan...
Namun hari-hari kini
terasa mati...dan kaku..
Yang terasa begitu
sendu pada malam ini
Malam semakin larut,
semakin jauh
melangkah
Membawa angan-anganku
melewati seribu lorong-lorong gelap
Ah.. pelupuk mata
semakin berat, namun sunyi tetap ada.
Diam-diam aku
berguman,
Aku mencoba bertanya
pada sunyi
Dimanakah cintaku?
Dimanakah hari hariku
yang pernah kulalui bersama dia?
Tapi sunyi tetap
membisu
Mencekam perasaan
hati yang semakin sarat dengan bayang bayangnya
Sunyi tetap ada.....
Kembalilah kekasih...
Kembalilah kau
kepadaku
Seperti dulu...
Karena aku sangat
membutuhkanmu
Selamat malam kekasih
Selamat tidur
Semoga pada mimpi kau
dapatkan keluhanku...
MalamYang Sarat akan Bayangmu
Inginku mendekapmu, digegapnya kerinduanku
Tetapi, sapa dan rinduku terbentang oleh aral
aral
Yang berbaur.... menjelma dan bersatu
Masih adakah tembang cinta dan kemurnian
seperti katamu
Kukunya yang runcing dan beracun, telah
tergores dalam di kulitku
Dan rangkaiannya yang panjang di seceria citra
hidupku
Duhai kasih pelita rinduku, inginku membisu,
menbisu..
Dan mengenyahkan kau di malam yang sarat
bayangmu
Tapi bayangmu yang ayu, yang sendu, yang lugu
Selalu mengejarku, merayuku, mencumbuhku
Dan , bila rinduku telah sampai dapat
menjengukku
Akan kubingkai kau di ilusi rindu
Dan kutaburi kau dengan mawar asmara
Disebuah Lorong Sempit Kota Jakarta
Suara jangkrik tiada lagi berpacu dengan tembang malam
Dan kodok tak juga muncul, menanti hujan renyai
Disini memang terasa sepi, namun meriah dengan pesta pora
oleh sekelompok anak-anak muda yang terbenam dalam larut alkohol dan
berpacu mimpi lewat ganja
Rinduku makin mencekam, oleh damainya tanah berbukit
Disini alam menyapa ramah, seraya mengusap hati yang resah
Disini, di lorong sempit kota jakarta, ada tangan - tangan jahil
Mulai menggamit, merentangkan jalan penuh nista
Namun semuanya telah kupahatkan, bahwa perjalanan ini
Harus melangkah di atas jalurnya
Lagu Telah Usai
Secanting tawa
terkumpul,menggelimang pada tiang tiang pilar.
Suka yang dulu begitu
ramah, kini terasa lugu dalam lamun
Kata rayu tak lagi
himbau aku, tanya sapa tak lagi padaku
Bayu tak lagi celoteh
padaku, mereka geram dengan bayang harapku
Mereka seakan berkata
"Mengapa mukamu begitu
terpaku pada tempat yang berlumpur lumut?. Mengapa aku ringan langkah tuk
mencapai pada noda nurjana?"
Kemarin aku punya
segudang tawa, dan punya setumpuk suka untuknya
Namun itu telah
terkayuh ombak dan tak tahu dimana labuhnya.
Kini hatiku sepi tak
berpenghuni,
Sepi dan mati...
Sajak kecil dihari ulang tahunmu 1
Ketika kerikil itu berderak menyentuh ujung
ujung kakiku
Di atas perjalanan yang tidak berujung,
sementara dahaga merejam bagai sembilu
Mencabik cabik di hati yang kerontang, Kau
datang jua... keteduhan..
Datang menepis debu debu, menyapu keringat,
meremas belulanga
Membasahi kerongkongan, memelukjantungku
Kau datang juga, di saat pelita pelita mati
kehabisan minyak,
untuk menyalahkan obor di hatiku
Sahabat...Hanya inilah yang dapat aku berikan,
sebuah sajak biru, sebagai hadiah kecil di hari
Ulang Tahun mu
Sajak
kecil dihari ulang tahunmu 2
Purnama malam bagai
tergantung di langit
Sinar bulan
memerah...., terang di celah celah daun menghijau
Air di lembah
mengalir lemah...
Menyusuri sepanjang
tebing tebing cinta yang mati
Dua bangau putih
bertenger di satu pohon
Di antara ranting
ranting kecil,
bunga bunga yang
memerah
dan daun daun segar
yang hijau
Bangau yang satu
begitu angkuh
Yang lain tertunduk
murung
Seperti menyimpan
duka yang dalam
Dan yang paling
dalam dari luka dihatinya...
Keduanya diam...
Dan memang semuanya
diam..
Kaku dan membisu...
Maafkanlah aku yang
tidak dapat hadir pada hari ulang tahunmu
Dari aku, masih
tetap dengan cinta yang dulu
10 January ...
Bila
Bila awan mendung
Pikirkanlah olehmu hari
yang cerah
Bila kau sendirian
Pikirkanlah olehmu seorang
sahabat disampingmu
Bila kau berduka
Pikirkanlah olehmu hari
esok yang penuh ceriah
Bila kau bersusah
Pikirkanlah olehmu akhir
dari penderitaan itu
Bila kau bersuka dan
berbahagia
Pikirkanlah olehmu
orang-orang di bawahmu
Bila kau tergila gila
dengan seseorang
Pikirkanlah olehmu bahwa
masih banyak kekasih yang sedang menantimu.
Bila kau miskin
Pikirkanlah olehmu bahwa
kekayaanmu tidak ternilai
Bila kau kaya
Pikirkanlah dari mana
kekayaanmu....
Woman was created from the rib of man,
not from his head to be above him,
nor his feet, to be walked upon,
But from his side, to be equal,
near his arm, to be protected
and close to his heart to be loved...
Wanita adalah ciptaan dari tulang rusuk laki laki
Bukan dari kepalanya, agar menguasai laki-laki
Juga bukan dari kakinya, agar berjalan di atas wanita
Tetapi dari sisinya, agar sejajar,
dekat dengan tangannya, agar dilindungi
Dan dekat dengan hatinya, agar selalu dicintai.
Ketika Luka Berbunga
Pada mimpi dibebatuan kita tersungkur
Menghitung luka dan sakit hati dari cerita yang
usai atas dunia
dan segala kisah cintanya
Lihatlah, malam menari tak lagi lembut
Bayu mengembang tanpa arah
dimana hidup adalah tragedi menjengkelkan
yang sempat kita rasai dan kita hanya berdoa
tengadah di bawah hati paling resah
Kita telah berdiri pada jalan yang sama, dimana
duka berbunga
dan meletup pada hati yang sakit
Kita telah berpijak diantara musim penuh duri
Kita telah patah tapi tidak menyerah atau putus
asa
Di sini kita bertemu pada biduk, penuh tanya
dan kabut
Pada cermin yang melekat,
aku melihat bayangmu begitu dekat
Kusandarkan hatiku yang mungkin galau karenamu
Aku malu, cemas, dan aku rindu padamu.
Post a Comment