Surat Buat
Seorang Sahabat (1)
Kini aku menyadari siapa aku
sebenarnya, setelah aku mengenal dirimu yang telah membuatku sadar dari arti
cinta yang sebenarnya. Kau pulalah yang telah menyadarkan, bahwa aku
benar-benar seorang lelaki yang membutuhkan kasih dan kelembutan dari
seseorang wanita.
Kau yang membuatku tahu apa
arti hidup ini. Kau yang membuatku hidup kembali, penuh semangat dan
kegairahan....
Tapi......
Kau pula yang menghancurkan
bunga yang sedang mekar, setelah kau petik akhirnya layu...., gersang dan
kini kau tinggalkan.
Tapi bagi diriku itu bukan
suatu persoalan. Semuanya kuterima dengan senyum, walau kutahu hati menjerit
di tengah lamunan. Namun aku pasrah....
Aku akan selalu menghargaimu,
walau kini kau telah memilih jalanmu sendiri, yang membuatku seakan
mengerti begitu dangkalnya hatimu padaku.
Aku sadar, betapa miskinnya
diriku. Hanya beginilah aku, dan akan tetap begini. Aku tetap aku yang dulu
yang hanya dapat menyayangimu dan mengasihimu melalui sucinya hatiku.
Hanya satu yang kuinginkan
darimu. Janganlah kau sakiti dan kau khianati cinta dari orang yang kelak
hadir dihatimu. Biarlah hanya aku yang merasakan palsunya arti cinta darimu.
Walau sebenarnya berat hati
melepasmu. Aku hanya dapat berkata , Semoga sukses dalam segala galanya. Dan
hanya doalah yang dapat mengiringimu .
Selamat jalan kasih.....
Aku hanya dapat mengharap,
semoga bahagialah dirimu dan damailah kau disisinya....
Surat Buat Seorang Sahabat
(2)
Sahabat,...
Sebenarnya
suatu dosa bagiku untuk melakukan hal ini. Namun, jeritan hatiku saat ini,
seperti deburan ombak memukul karang. Dimana setiap deburan akan
mengguncangkan sekujur tubuhku dan mendenyutkan seluruh urat nadiku, yang
akhirnya aku terpaksa berbuat ini.
Yah...
menulis sebuah goresan terbuka untukmu, semoga pada saat ini kau dapat
membacanya.
Sahabat,.....
Sebenarnya
aku ingin membuat goresan ini lebih pagi, namun hal ini tetap kupendam,
selayaknya menunggu matahari pagi dalam alam yang berkabut.
Sahabat,.....
Mungkin
sampai detik inipun, kau tiada mengetahui hatiku ini yang sebenarnya.
Meskipun aku ini diam,... dan diam, namun hatiku menangis.... menjerit.
Sungguh
aku tak menduga sebelumnya, dalam penantianku ini, tiba2 kau melarikan diri
dari kenyataan. Yang buruk buat kau dan lebih buruk lagi bagiku.
Ah, bila
hal ini terus kubayangi dalam alam pikiranku yang penuh khayalan ini, yach...seolah
olah dunia ini makin sempit buat penghidupanku. Sungguh tiada kuduga bahwa
hal ini akan kualami dengan segala kegagalan. Seandainya aku lebih berani
dari kenyataan mungkin hal seperti ini tak akan kualami separah ini.
Kini aku
akan pergi... yach...Pergi dengan keparahan yang terlalu dalam dari suatu
benih cinta yang mati sebelum ada penghidupan.
Di antara
kepingan kepingan hatiku kini, ku minta ketulusanmu untuk mendoakan
kepergianku, kepergian seorang rekan bersama angin lalu. Dan entah kemana
hatiku ini akan kubawa serta. Dan kulangkahkan jejak jejakku entah kemana.....
Mimpi Di Balik Tirai
Aku memiliki...
Siapa akan kupersembahkan?
Jarang sekali ada yang mengerti,
Rahasia yang terkandung di dalamnya...
Tebal nian kabut di luar
Banyak bunga berguguran di malam ini
Yang tinggal hanyalah , mimpi di balik
tirai...
Siapakah yang mampu menyelami rasa dadaku?
Siapa yang mampu memberi kelembutan?
Bila jumpa dengan orang yang mampu
menyelami..
Akan ku untai bersama mimpi di balik tirai.
Cinta Yang Hilang
Berapa banyakkah hari dimusim gugur?
Berapa banyakkah kenangan?
Telah sering kuhitung
Daun-daun yang berguguran
janji-janji muluk
Sumpah setia
Diam-diam kubaca berulang kali
Helai demi helai daun berguguran
Hembusan angin yang dingin
Dimanakah cinta yang hilang?
Hanya Tuhan yang tahu...
Air di musim kemarau mengalir lemah
Bulanpun bersinar samar
Dimanakah cintaku????
Tiada yang dapat menjawab....
Berapa banyakkah kenangan?
Telah sering kuhitung
Daun-daun yang berguguran
janji-janji muluk
Sumpah setia
Diam-diam kubaca berulang kali
Helai demi helai daun berguguran
Hembusan angin yang dingin
Dimanakah cinta yang hilang?
Hanya Tuhan yang tahu...
Air di musim kemarau mengalir lemah
Bulanpun bersinar samar
Dimanakah cintaku????
Tiada yang dapat menjawab....
Selamat Jalan Kasih
Bersama hembusan sang bayu
Kau datang padaku
Kau lukiskan namamu direlung hatiku
Kau taburkan benih2 cinta
Hingga membuatku bahagia
Tapi kini..
Bersamahembusan sang bayu kembali
Kau pergi dariku
Kau hapuskan namamu direlung hatiku
Kau hancurkan bunga bunga cinta
Hingga membuatku terluka
Betapa pahitnya kenyataan yang harus kualami, tapi...
Akan kuhadapi kenyataan ini sekuat hati
Walau kutahu aku sulit untuk melupakanmu
Tiada kata lagi yang pantas kuucapkan, selain Selamat jalan buatmu
Semoga kelak kau berbahagia bersamanya
Kini..., aku akan kembali mencintai duniaku yang sepi
Sendiri dan akan terus sendiri
Luka dan akan terus terluka
Sampai aku dapat menyembuhkan sendiri
Walau kutahu jauh harapan untuk sembuh..
.
Hilangnya sebutir intan
Intan yang gemerlap dalam hati telah pudar
sinarnya seiring waktu
Samar samar bisikannya semakin sunyi,
kemudian sirna sejalan dengan putusnya impian
Kini hati menanggung rindu, terkunci dalam dada
yang terbakar
Terlintas halilintar yang bergema, Selamat
Tinggal kekasih..
Butir intan tak pernah terlihat lagi. Sinarnya
menggelap...
Laksana surya diperbatasan cakrawala..
Terkubur lautan samudra...
Melambai lambai perlahan dan kemudian sirna...
Cinta yang hilang
Aku menyesal, mengapa
sepagi ini sudah pacaran
Dan lebih menyesal lagi
mengapa terlalu dini
untuk jatuh cinta
Kini semua aku rasakan
Tiada seindah yang pernah
aku duga
Cinta telah membujur kaku
Cinta hanya tinggal
kenangan belaka
Cinta telah membuat
kepedihan
Atau bayangan semu yang
terus mengganggu
Ohhh cinta...
Kau diidamkan setiap
insan,
Kau ramah, tapi
kadangkala kau murka
Merpati Putih:
Lewat merpati yg melayang terbang
Daun2 yg berjatuhan
Angin lembut yg menerpa sepoi
Kudengar nyanyian indah lewat mulutmu
Hatiku kau gengam erat
Bagai mangsa aku dalam cakarmu
Ah...impian menjelma nyata
Dengan ragu mata kita mulai berpadu
Kau tersenyum... berseri, bersama
kita meninggalkan sejuta duka
Merpati putih tidak sendiri lagi
Dan anginpun mengikuti jejaknya...
*****
Daun2 yg berjatuhan
Angin lembut yg menerpa sepoi
Kudengar nyanyian indah lewat mulutmu
Hatiku kau gengam erat
Bagai mangsa aku dalam cakarmu
Ah...impian menjelma nyata
Dengan ragu mata kita mulai berpadu
Kau tersenyum... berseri, bersama
kita meninggalkan sejuta duka
Merpati putih tidak sendiri lagi
Dan anginpun mengikuti jejaknya...
*****
Angin Timur
Dari timur kau hembuskan nafasmu
Kau datang kepadaku
Kau taburkan benih-benih cinta
Dikala bunga-bunga rindu sedang bermekaran di hati
Hembusanmu lembut,
Seketika membuat aku terlena
Tertidur dalam angan-angan yang membahana
Terbuai dalam sejuta kebahagiaan
Tapi ketika angin timur pergi
Kau campakkan diriku
Kau rengut bunga-bunga cinta yang telah tumbuh
Kau cabut satu demi satu tanpa tersisa
Dan kau tinggalkan bunga-bunga yang berguguran
Angin timur oh angin timur..
Kapankah kau akan kembali?
Kau taburkan lagi benih benih yang baru
Kau hembuskan nafasmu dengan setia tanpa pergi
meninggalkan aku
Agar hidupku lebih berbahagia
Pernah
Pernah kumiliki cinta yang indah
Dan nampak olehku begitu indah
Tapi kini, yang kutemui hanyalah bayangan semu
Cinta telah membujur kaku
Jurang jurang menganga lebar terbentang ., Ah..
Telah kurasakan pada saat pertama kali kita bertemu
Bahwa antara kita tak mungkin bersatu
Berulang kali aku rasakan
Berulang kali pula kita sangkal
Kini tinggallah hanya setumpuk nostalgia
Atau dendam yang membakar jiwa
Segala yang dulu begitu indah
Kini tak dapat kita pertahankan lagi
Yang ada hanyalah salam perpisahan
Yang terasa segitu sendu dan menyakitkan
Andai waktu itu kita sadari bersama
Tentu semuanya akan menjadi lain, ah...
Mengapa semua itu harus terjadi
Dan mengapa pula harus berlalu...
Sajak
kecil untuk sebuah nama
Dikala luka luka yang
membekas mulai sembuh
Dan kepedihan kepedihan
mulai memudar
Kau hadir lagi ...
Kau goreskan lagi luka
yang lebih dalam
Yang membuat beban hidupku
Dan menambah kepedihan
hatiku
Kini hatiku bagai berduri
Kaki seakan terjepit
langkah sendiri
Entah apa lagi yang harus
kuperbuat
Karena aku tak dapat
menyalahkan kamu!
Kemana akan kubawa kepedihan
Mentari telah pulang ke lembah
Anak rusa kembali pada induknya
Angin timur telah berhenti meniup
Angin barat kini datang menjelma
Gema gema silam..
Kini hadir bertubi tubi
Menyayat nyayat perasaan
Mengundang rindu dan kepedihan
Cemburu, benci dan rindu
Berpadu menjadi satu
Melahirkan satu nada dan perasaan
Perasaan luka yang tak pernah sirna
Kemana akan kubawah kepedihan
Kemana akan kusimpan kesedihan?
Karena aku tak ingin ada yang tahu
Dan ikut sedih karena aku.