Hari Ini
Hari ini tak ada lagi nyanyi, atau syair yang menari di ujung
pena.
Hari ini hanya ada sunyi, yang datang bersama segelintiran
tangis bergelimang dalam dada.
Hari ini mentari tak lagi lembut, dari kelabunya cinta yang
kemelut
Bergelut duka di dalam dada, bersandar hati di padang nista
Hari ini dia telah pergi, tak pernah kutahu kapan kembali...
Aku melihat merahnya langit
Menanti angin dalam cahaya mentari kelam
Menanti rindu berbalik rupa, adalah hayalan terindah...
Dia ada disana...
Angin membawa hatinya semakin jauh
Dia tinggalkan aku sebentuk hati yang luka, yang terus terluka selama
merahnya darah.
Sarapan Pagi
Sepotong sajak di atas piring
Tergeletak di atas meja untuk sarapan pagi
Kupandang sajak itu terasa nikmat
Lalu kucicipi dan kumakan
Sari demi sari pelan pelan kucerna
Dengan hati hati kukunyah berkali kali
Hingga menimbulkan bunyi denyit dan gemertak gigi
Manis dan enak juga pikirku
Tanpa peduli kutelan semuanya
Terasa pahit dan getir
Ingin
di muntahkan, sayang terlanjur masuk ke kerongkongan.
Pahit memang terasa pahit
Tapi habis mau bagaimana lagi?
Sajak sudah terlanjur menyangkut di sana
Masuk nggak keluar juga nggak
Akhirnya bikin pusing kepala...
***
Dasar Cinta Monyet
Terbayang cintaku di kemarin sore
Yang kutemui di terminal2 bis,
di perempatan lampu merah,
di atas deru motor kota,
dan di atas piring makanan di sudut Blok M
Terbayang olehku seorang gadis manis
yang bermata empat, bermulut dua,
berkaki 4, dan dengan hati yang bercabang-cabang
Terbayang olehku air mata di sudut pipi
Menangisi seorang gadis remaja dibawah umur,
demi mengharapkan seporsi cintanya.
Kini cerita cinta telah usai sudah.
Cinta monyet., tapi cukup lucu.
Kalau dipikirkan kembali
Aku juga bisa tertawa samapai gila
Dasar, namanya juga cinta monyet
Jadi nangisnya juga nangis ala monyet
Cintanya cinta anak2 monyet
Dia monyet dan akupun monyet
Dewasa
Rasanya hari baru saja pagi
Dari malam yang kelabu selama 12 bulan
Dan kemarin adalah hari yang suram
Hari yang penuh kekanak-kanakan dan kenistaan
Hari dimana cintaku terkantung kantung di atas langit2 kamar,
di buku2 tulis dan disetiap lamunan dan puisi2
Hari aku pernah menangisi seorang gadis.
"Cengeng!"
Dan kata itu baru bisa aku ucapkan sekarang
Memalukan!
Aku menguak kedewasaanku
Bangun dari sebuah tidur nyenyak dan mimpi buruk
Lalu pergi ke kamar mandi mencuci muka
Ketahuilah, hal itu tidak akan terulang lagi
Ketahuilah, akan tidak ada lagi air mata
Ketahuilah, tidak akan ada lagi luka
Ketahuilah, karena aku sudah dewasa
Pesan Pada Kekasih
Rapikan dandananmu, manis
Nanti kubawa kau pada Bunda
Yang berangkat kabur bayang bayangnya
Gerimis dan muram jatuh satu satu,
tapi tetap simpan matahari di matamu
Peluklah senja yang tembaga
Akan kau terima damai dari Dia.
Dalam hidup dongeng,
itu saja yang akan kutitipkan pada mimpimu
Aku percaya, pipimu masih seharum dulu.
Sajak Tanpa Judul
Kucium rambutmu masih tetap seharum dulu
Kucium pipimu juga masih seharum dulu
Kulihat matamu, di sana masih bersinarkan cinta
Kudengar bisikanmu, masih ada kata sayang
Kuraba tangan dan jemarimu,
disana kurasakan masih ada getaran seperti dulu
Tapi satu yang tak pernah kutahu tentang hatimu
Dimana cintamu saat ini sedang berlabuh.
Luka hati
Dengan luka cinta ,
dengan letih jiwa...
Kita susuri hutan
kenangan
Keluar masuk masa
silam
Manakah tepi yang
memisahkan kita dengan cakrawala?
Manakah garis yang
memisahkan kita...dengan alam semesta?
Mari....Kita
bergegas pergi,
Lihat...ada alam
lain di sana..
Realita namanya...
Kita song song hari
hari
Kita nikmati makna
luka..
(
Lenny)
Sebentuk doa
Kumohon padaMu Tuhan
Terimalah aku manusia yang
penuh lumpur
Karena aku berharap dapat
bersih oleh airkasihMu
Ku mohon padaMu Tuhan
Sejukkanlah hati yang telah
remuk
Hiburlah hati yang telah
terluka karena aku
Ku mohon padaMu Tuhan
Limpahkanlah kasihMu kepada
kami
Karena aku telah berjanji
untuk tidak terulang lagi menghancurkan hati anakMu
Ku mohon padaMu Tuhan
Terangilah langkah kami
Dalam langkah setapak menuju
Cinta kasih dan damai....
Sajak
Tak Berjudul
Tak
pernah kutahu tentang cintaku
Karena
hati ketika itu
Tak
pernah sampai terselami kedalamannya
Berdiri
di luar mengetuk tetap sunyi..
Angin
menertawakan aku..
Kucoba
jenguk kedalaman hati
Tak
sanggup aku
Tanpa
rahmat penerang
Hati
tetap tak terpegang
Bukan
sembunyi, hanya masih terkunci
Oh betapa
sejak semula kurindu
Bara
nyala api rohani membakar
Kobarlah....kobar.
Hanguskan
tabir pembalut diri
Supaya
tidak lagi terhalang
Jalan
menuju hati
(Lenny)
Gelora Cinta
Lihat...
Disana masih ada mentari
Dengan mega megamu dan diantara cintamu yang membakar
Kulihat jantungku di sana berdetak
Hatiku ikut menguak
Ketika kulihat wajahmu
Yang diliputi api asmara
Kasih....
Lihatlah gelombang pagi, gelombang siang, gelombang sore dan malam.
Itulah cintaku yang tak henti hentinya menggelora di lautan sana.
Hati Curahan Cinta
Kaulah
hati curahan cinta
Beri
kesempatan
Aku
sanggup lebur dalam sejuta cinta
Terpusat dalam satu keraguan
Karena
perempuan cantik
Hati
bergejolak
Kaulah
hati curahan cinta
Beri
kesempatan
Aku
sanggup bersatu dalam sejuta duka
Bersatu dalam kesetiaan
Karena
, ada yang berpura pura tak tahu
Banyak
yang punya
Ada
yang bercinta
Ada
yang berputus asa
Hidupnya tak menentu
Ada
yang sakit hati
Dalamnya tak terduga
Bernyanyi lagu kedukaan
Lagunya lagu rindu
Rindu
Semilir angin malam, menyapu lembut tubuhku
Jantungku berdebar, ketika bayangan wajahmu
Terlintas dalam benakku
Hatiku
resah saat itu, Di tengah kesunyian malam
Ketika
kutertegun saat itu, tersentak aku
menatap sang rembulan yang bersinar kemilau
Ah..kekasihku, Adakah rindu dihatimu
Tahukah dirimu, Bahwa aku sangat mengharapkan dirimu
Tapi...
Mengapa kau tak kunjung tiba?
Adakah
kau lihat mawar yang mekar remaja?
Adakah
kau tahu, tentang sepinya burung burung
Dari
kepaknya yang menggapai?
Adakah
tiraimu terkuak
Pada
kelamnya malam ini?
Post a Comment