Welcome To www.muchtarardhiansyah.blogspot.com, Terima Kasih Telah Berkunjung, Jangan Lupa Untuk Tinggalkan Komentar, Follow Twitter, Dan Like Facebook.|Dan Maaf Atas Gangguan Iklannya|

Search Here

Sunday, February 24, 2013

0 Kumpulan Puisi 2

Date: Sunday, February 24, 2013 6:19 PM
Category:
Author: Seputar Dunia
Share:
Responds: 0 Comment
Hari Ini

Hari ini tak ada lagi nyanyi, atau syair yang menari di ujung pena.
Hari ini hanya ada sunyi, yang datang bersama segelintiran tangis bergelimang dalam dada.
Hari ini mentari tak lagi lembut, dari kelabunya cinta yang kemelut
Bergelut duka di dalam dada, bersandar hati di padang nista
 
Hari ini dia telah pergi, tak pernah kutahu kapan kembali...
Aku melihat merahnya langit
Menanti angin dalam cahaya mentari kelam
Menanti rindu berbalik rupa, adalah hayalan terindah...

Dia ada disana...
Angin membawa hatinya semakin jauh
Dia tinggalkan aku sebentuk hati yang luka, yang terus terluka selama merahnya darah.




 
Sarapan Pagi

Sepotong sajak di atas piring
Tergeletak di atas meja untuk sarapan pagi
Kupandang sajak itu terasa nikmat
Lalu kucicipi dan kumakan

Sari demi sari pelan pelan kucerna
Dengan hati hati kukunyah berkali kali
Hingga menimbulkan bunyi denyit dan gemertak gigi
Manis dan enak juga pikirku

Tanpa peduli kutelan semuanya
Terasa pahit dan getir
Ingin di muntahkan, sayang terlanjur masuk ke kerongkongan.
Pahit memang terasa pahit

Tapi habis mau bagaimana lagi?
Sajak sudah terlanjur menyangkut di sana
Masuk nggak keluar juga nggak
Akhirnya bikin pusing kepala...
***

 


Dasar Cinta Monyet
 
Terbayang cintaku di kemarin sore
Yang kutemui di terminal2 bis,
di perempatan lampu merah, 
di atas deru motor kota,
dan di atas piring makanan di sudut Blok M

Terbayang olehku seorang gadis manis
yang bermata empat,  bermulut dua,
berkaki 4, dan dengan hati yang bercabang-cabang
 
Terbayang olehku air mata di sudut pipi
Menangisi seorang gadis remaja dibawah umur,
demi mengharapkan seporsi cintanya.
 
Kini cerita cinta telah usai sudah.
Cinta monyet., tapi cukup lucu.
Kalau dipikirkan kembali

Aku juga bisa tertawa samapai gila
Dasar, namanya juga cinta monyet
Jadi nangisnya juga nangis ala monyet
Cintanya cinta anak2 monyet
Dia monyet dan akupun monyet
 


Dewasa
 
Rasanya hari baru saja pagi
Dari malam yang kelabu selama 12 bulan
Dan kemarin adalah hari yang suram
Hari yang penuh kekanak-kanakan dan kenistaan

Hari dimana cintaku terkantung kantung di atas langit2 kamar,
di buku2 tulis dan  disetiap lamunan dan puisi2
Hari aku pernah menangisi seorang gadis.
"Cengeng!"
Dan kata itu baru bisa aku ucapkan sekarang
Memalukan!
 
Aku menguak kedewasaanku
Bangun dari sebuah tidur nyenyak dan mimpi buruk
Lalu pergi ke kamar mandi mencuci muka
 
Ketahuilah, hal itu tidak akan terulang lagi
Ketahuilah, akan tidak ada lagi air mata
Ketahuilah, tidak akan ada lagi luka
Ketahuilah, karena aku sudah dewasa
 
 


Pesan Pada Kekasih
 
Rapikan dandananmu, manis
Nanti kubawa kau pada Bunda
Yang berangkat kabur bayang bayangnya
Gerimis dan muram jatuh satu satu,
tapi tetap simpan matahari di matamu
 
Peluklah senja yang tembaga
Akan kau terima damai dari Dia.
Dalam hidup dongeng,
itu saja yang akan kutitipkan pada mimpimu
Aku percaya, pipimu masih seharum dulu.
 


Sajak Tanpa Judul
 
Kucium rambutmu masih tetap seharum dulu
Kucium pipimu juga masih seharum dulu
Kulihat matamu, di sana masih bersinarkan cinta
Kudengar bisikanmu, masih ada kata sayang
Kuraba tangan dan jemarimu,
disana kurasakan masih ada getaran seperti dulu
Tapi satu yang tak pernah kutahu tentang hatimu
Dimana cintamu saat ini sedang berlabuh.




Luka hati

Dengan luka cinta , dengan letih jiwa...
Kita susuri hutan kenangan
Keluar masuk masa silam
Manakah tepi yang memisahkan kita dengan cakrawala?
Manakah garis yang memisahkan kita...dengan alam semesta?
Mari....Kita bergegas pergi,
Lihat...ada alam lain di sana..
Realita namanya...
Kita song song hari hari
Kita nikmati makna luka..
( Lenny)



Sebentuk doa
 
Kumohon padaMu Tuhan
Terimalah aku manusia yang penuh lumpur
Karena aku berharap dapat bersih oleh airkasihMu
 
Ku mohon padaMu Tuhan
Sejukkanlah hati yang telah remuk
Hiburlah hati yang telah terluka karena aku
 
Ku mohon padaMu Tuhan
Limpahkanlah kasihMu kepada kami
Karena aku telah berjanji untuk tidak terulang lagi menghancurkan hati anakMu
 
Ku mohon padaMu Tuhan
Terangilah langkah kami
Dalam langkah setapak menuju Cinta kasih dan damai....



 
Sajak Tak Berjudul

Tak pernah kutahu tentang cintaku
Karena hati ketika itu
Tak pernah sampai terselami kedalamannya
Berdiri di luar mengetuk tetap sunyi..
Angin menertawakan aku..
Kucoba jenguk kedalaman hati
Tak sanggup aku
Tanpa rahmat penerang
Hati tetap tak terpegang
Bukan sembunyi,  hanya masih terkunci
Oh betapa sejak semula kurindu
Bara nyala api rohani membakar
Kobarlah....kobar.
Hanguskan tabir pembalut diri
Supaya tidak lagi terhalang
Jalan menuju hati
(Lenny)




Gelora Cinta 

Lihat...
Disana masih ada mentari
Dengan mega megamu dan diantara cintamu yang membakar
 
Kulihat jantungku di sana berdetak
Hatiku ikut menguak
Ketika kulihat wajahmu
Yang diliputi api asmara
 
Kasih....
Lihatlah gelombang pagi, gelombang siang,  gelombang sore dan malam.
Itulah cintaku yang tak henti hentinya menggelora di lautan sana.

 



Hati Curahan Cinta

Kaulah hati curahan cinta
Beri kesempatan
Aku sanggup lebur dalam sejuta cinta
Terpusat dalam satu keraguan
Karena perempuan cantik
Hati bergejolak
 
Kaulah hati curahan cinta
Beri kesempatan
Aku sanggup bersatu dalam sejuta duka
Bersatu dalam kesetiaan
Karena , ada yang berpura pura tak tahu
Banyak yang punya
 
Ada yang bercinta
Ada yang berputus asa
Hidupnya tak menentu
 
Ada yang sakit hati
Dalamnya tak terduga
Bernyanyi lagu kedukaan
Lagunya lagu rindu
 

 


 
Rindu
 
Semilir angin malam, menyapu lembut tubuhku
Jantungku berdebar, ketika bayangan wajahmu
Terlintas dalam benakku
Hatiku resah saat itu, Di tengah kesunyian malam
 
Ketika kutertegun saat itu, tersentak aku
menatap sang rembulan yang bersinar kemilau
 
Ah..kekasihku, Adakah rindu dihatimu
Tahukah dirimu, Bahwa aku sangat mengharapkan dirimu
 
Tapi...
Mengapa kau tak kunjung tiba?
Adakah kau lihat mawar yang mekar remaja?
Adakah kau tahu, tentang sepinya burung burung
Dari kepaknya yang menggapai?
Adakah tiraimu terkuak
Pada kelamnya malam ini?

Artikel Terkait :



Post a Comment